Pernahkah Anda mendengar bahwa profesi seorang Ibu adalah profesi yang paling hebat? Mengacungi jempol saja tak cukup untuk menomorsatukan profesi ini. Menjadi seorang ibu adalah kebanggaan. Ibu adalah sosok yang merawat kita,mampu menjadi manager keuangan yang baik bagi keluarga, koki terhebat di rumah, baby sitter terbaik dari yang pernah ada, guru privat terpintar yang kita punya, dan apa lagi? Apa lagi multi-profesi yang kita dapat berikan bagi seorang ibu di rumah?
Ada kalanya profesi sebagai seorang ibu kurang mendapat sambutan yang wah. Sedikit flashback, ketika bersekolah dulu, jarang sekali ada yang mengatakan bahwa cita-cita teman-teman saya ketika besar nanti adalah menjadi seorang ibu rumah tangga. Para siswa mayoritas menjawab ingin menjadi seorang dokter, dokter hewan, insinyur, pilot, ataupun profesi lainnya yang saya katakan wah tadi. Begitupun dengan para siswi--termasuk saya--, mereka mayoritas menjawab ingin menjadi pramugari, dokter anak, dan lain sebagainya.
Lalu, apakah peranan seorang ibu rumah tangga bukanlah sebuah profesi? Bisa ya, bisa tidak. Tidak ada landasan janji profesionalisme--seperti janji yang dilakukan dokter atau pekerjaan profesional lainnya-- bagi seorang ibu rumah tangga, dan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak memiliki waktu jam kerja yang pasti serta yang terpenting dan tidak ternilai, profesi sebagai ibu rumah tangga tidak digaji.
Padahal, peranan seorang ibu dalam sebuah rumah tangga sangat penting, lho. Salah satunya ketika salah satu anggota keluarga ada yang sakit. Contohnya ketika demam. Seorang ibu biasanya langsung sigap dan tangkas memberikan pertolongan pertama bagi sang anak atau anggota keluarga lainnya ketika segala penyakit menyerang, termasuk demam.
Demam yang kerap terjadi pada balita lebih dikarenakan sistem imun dalam tubuh tidaklah sekuat sistem imun yang dimiliki orang dewasa. Image: artikelinformasi.com |
Definisi dari demam. Image: Pinterest Mary Catherine |
Salah satunya ibu saya yang selalu memberikan Fever Patch Plester Penurun Demam Dari Rohto sebagai pertolongan pertama ketika salah satu anggota keluarga mengalami demam. Mungkin sebagian dari Anda akan cenderung memberikan paracetamol atau obat penurun demam lainnya ketika si kecil mengalami demam. Namun, tahukah Anda? Bahwa ada cara lain yang lebih praktis untuk menurunkan demam selain meminum obat yang rasanya pahit dan kerap tidak disukai anak-anak? Ya. Fever Patch jawabannya!
Fever Patch adalah plester penurun demam yang penggunaannya sangat praktis, ideal untuk demam yang tinggi, memberikan rasa dingin yang tahan hingga 10 jam, daya lekat yang kuat, dan lembut ketika menempel di kulit. Jangan ragu ketika menggunakan Fever Patch, karena permukaan hydrogel-nya mampu memberikan rasa sejuk dan mengonduksikan (pemidahan suhu dari suhu badan ke hydrogel yang memiliki suhu yang lebih rendah) suhu yang tinggi jauh lebih cepat. So, anti-ribet, bukan?
Harganya pun terjangkau, aman, serta mudah didapat. Hanya merogoh kocek tak lebih dari Rp 10.000 di supermarket, toko obat, atau apotek terdekat, maka Anda dapat menggunakan Fever Patch Plester Penurun Demam Dari Rohto kapan saja dan di mana saja dikala demam melanda. Perlu digarisbawahi juga, Fever Patch baik untuk digunakan si kecil ketika demam. Karena produksinya telah melewati proses uji keamanan DEPKES RI dengan nomor registrasi AKL 11403010716.
Just stick it on your kid's forehead!
Demam turun, anak pun tidur dengan lelap. Image: ayahbunda.com |
Namun, ada hal lain yang perlu Anda ketahui bahwa demam adalah bentuk pertahanan sistem imun kita untuk memerangi sesuatu yang terjadi di dalam tubuh kita. Gunakan Fever Patch sebagai pertolongan pertama!
Bila demam masih berlanjut, Anda pasti tahu harus kemana? :)
Finally, please kindly find Fever Patch Facebook Page di sini atau Official Twitter Fever Patch di sini. Pada halaman Facebook/Twitter tersebut Anda akan dihantarkan pada halaman resmi dari Fever Patch Indonesia, di mana para komunitas Moms & Dads berkumpul dan saling bertukar pikiran mengenai informasi seputar anak, demam, dan kehidupan sehari-hari. Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini. :)