Sekarang-sekarang, kita banyak takut untuk berkata, apalagi tanpa data. Katanya hoax, katanya informasi palsu. Kali ini, bukan maksud saya mendukung apa yang disebut-sebut hoax, bukan juga membudidayakan kebiasaan menyebarkan informasi palsu. Tapi ada kalanya bicara itu berupa artikulasi kata-kata, namun banyak kata-kata yang tak harus didukung data-data. Contohnya, lewat gubahan sebuah puisi~
Kerap kesal kalau baca berita
Padahal yang di berita itu siapa?
Kerap sebal dengan kondisi negeri belakangan ini
Padahal tagihan ini itu di rumah saja belum teratasi
Kadang bahas si fulan dengan tetangga ujung gang bisa menghabiskan waktu seharian
Padahal ketika diri ini yang di-ghibah sang empunya wajah langsung merah padam
Kita kadang lupa berkaca saat bicara
Kita kadang lupa menginjak rem saat angkat suara
Kita keasyikan
Kita keterusan
Kita layaknya koki yang pandai meramu bumbu
Tambah garam tambah gula supaya rasanya enak
Padahal bila terlalu banyak tentu jadi bikin enek
Kita berisiko untuk menjadi penyulut sumbu
Tak perlulah data-data, saat menghias kata-kata
Bila itu prinsip, bersiaplah menerima ganjaran yang aduh syip
Bicara itu memang terdiri dari untaian kata-kata
Tapi bicara tanpa fakta bisa menjadikan kita buta
Bicara tanpa data bisa bikin omongan tak berdasar kemana-mana
Tiada yang melarang kamu begitu, tapi akan lebih baik bila kamu diam saja